BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia
menggunakan waktu dan usahanya untuk melakukan kegiatan, baik yang disadari
maupun tidak disadari. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting. Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar–kelenjar
endokrin dan bekerja sama dengan sistem saraf, mempunyai peranan penting dalam
mengendalikan kegiatan organ tubuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin
mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Hormon digolongkan sebagai senyawa
“zat kerja”. Begitu juga enzim dan vitamin, sama halnya dengan hormon, enzim
penting bagi metabolism tubuh termasuk senyawa zat kerja (kurnia
kusnawidjaja,1993).
1..2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana proses metabolisme nutrisi yang meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin
dan mineral ?
2.
Jelaskan mekanisme kerja enzim pada sistem tubuh !
3.
Bagaimana mekanisme kerja hormon !
1.3 Tujuan
a)
Tujuan Umum
-
Memahami konsep metabolisme, enzim dan hormon.
b)
Tujuan Khusus
-
Mengetahui proses metabolisme nutrisi yang meliputi karbohidrat,
lemak, protein dan mineral.
-
Memahami mekanisme kerja enzim dan hormon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Metabolisme
Metabolisme
adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup,
proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani “metabole” yang berarti perubahan. Dapat kita katakan bahwa
makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.(Hadi,
Abdul : 2014)
Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolik,
yaitu :
·
Katabolisme yang merupakan penguraian suatu zat menjadi
partikel yang lebih kecil untuk dijadikan energi.
·
Anabolisme yang merupakan reaksi untuk merangkai senyawa
organik dari molekul-molekul tertentu agar dapat diserap oleh tubuh.
- Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat
adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi
organisme hidup. Dalam makanan kita, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida
yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara
fotosintesis. Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses
hidrolisis, baik dalam mulut, lambung maupun usus. Dalam sel-sel tubuh
karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang mempunyai
peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel
ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Proses
pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi
monosakarida.
- Metabolisme Lemak
Pada proses
oksidasi 1 gram lemak dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram
karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak
menpunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat
benturan atau goncangan. Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan yang
mengandung vitamin A, D, E, dan K. Pencernaan lemak terutama terjadi dalam
usus, karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat
menghidrolisis lemak.
- Metabolisme Protein
Metabolisme
protein merupakan salah satu proses metabolisme yang terjadi pada
organisme. Emil Fisher merupakan orang pertama yang berhasil menyusun molekul
protein dengan cara merangkaikan 15 molekul glisin dengan 3 molekul leusin
sehingga diperoleh suatu polipeptida. Molekul protein terdiri
atas kesatuan-kesatuan kecil yang disebut asam amino. Asam amino yang satu
dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan
peptida. Ikatan peptida ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari asam
amino yang satu bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain. Di
dalam penggabungan molekul asam amino itu, akan terlepas satu molekul air. Hal
tersebut dapat dilihat dalam reaksi berikut :
Rangkaian
tersebut dapat diperpanjang ke kiri atau ke kanan menurut kehendak kita. Jika
diperpanjang ke kanan harus menyambungkan gugusan NH2, sedangkan jika ke kiri
harus menyambungkan gugusan COOH. Dengan demikian, akan diperoleh molekul
protein yang berat molekulnya. Penggabungan molekul-molekul asam amino itu
dipengaruhi oleh kegiatan fosforilasi. Penyusunan protein yang
merupakan bagian dari protoplasma berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan
molekul protein-protein yang lain mirip bola. Hal itu disebabkan oleh banyaknya
lekukan pada rantai tersebut.
Pembongkaran
protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air
untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini
juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam.
Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun
di dalam suatu protein. Namun, kita tidak dapat mengetahui urut-urutan
susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh.
Di samping itu, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan
asam amino nonesensial.
|
Skema
Metabolisme Protein
|
Asam amino
esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang sangat diperlukan oleh
tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh
manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino esensial hanya dapat
disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino esensial, yaitu leusin,
lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin, triptofan, isoleusin,
dan metionin.
Asam amino
nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh manusia.
Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin. Fungsi protein bagi
tubuh sebagai berikut :
1.
Membangun sel-sel yang rusak.
2.
Sumber energi.
3.
Pengatur asam basa darah.
4.
Keseimbangan cairan tubuh.
5.
Pembentuk antibodi.
Konsentrasi normal asam amino dalam darah berkisar
antara 35–65 mg. Asam amino merupakan asam yang relatif kuat, sehingga di
dalam darah dalam keadaan terionisasi.
Konsentrasi beberapa asam amino dalam darah diatur dalam batas tertentu oleh
sintesis selektif pada bagian sel dan ekskresi selektif oleh ginjal. Hasil akhir
pencernaan protein dalam saluran pencernaan hampir seluruhnya asam amino dan
hanya kadang-kadang polipeptida atau molekul protein diabsorpsi. Setelah itu
asam amino dalam darah meningkat, tetapi kenaikannya hanya beberapa mg. Hal itu
dikarenakan sebagai berikut :
1.
Pencernaan dan absorpsi protein biasanya berlangsung lebih dari 2–3 jam,
sehingga hanya sejumlah kecil asam amino diabsorpsi pada saat itu.
2.
Setelah masuk ke dalam darah, asam amino yang berlebihan diabsorpsi dalam
waktu 5–10 menit oleh sel di seluruh tubuh.
Oleh karena
itu, hampir tidak pernah ada asam amino yang konsentrasinya tinggi dalam darah.
Salah satu fungsi transpor karier asam amino adalah untuk mencegah kehilangan
asam amino dalam urine. Semua asam amino dapat ditranspor secara aktif melalui
epithel tubulus proximalis yang mengeluarkan asam amino dari filtrat glomerulus
dan mengembalikannya ke darah. Penyimpanan asam amino dalam jumlah besar
terjadi di dalam sel dalam bentuk protein. Akan tetapi, banyak protein intrasel
dapat dengan mudah dipecahkan kembali menjadi asam amino di bawah pengaruh
enzim-enzim pencernaan lisosom intrasel. Asam amino ini selanjutnya dapat
ditranspor kembali ke luar sel masuk ke dalam darah. Beberapa jaringan tubuh, seperti hati, ginjal, dan
mukosa usus berperan untuk menyimpan protein dalam jumlah yang besar.
- Metabolisme Vitamin
Vitamin yang
larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu
vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh
sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut
setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk
hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak
berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia.
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut
lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan
prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam
dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap
sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk
ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui
saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan
vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:
Jenis Vitamin
|
Mekanisme Penyerapan
|
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
|
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
|
Vitamin C
|
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+(cepat)
|
Vitamin B1 (Tiamin)
|
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
|
Vitamin B2 (Riboflavin)
|
Difusi pasif
|
Niasin
|
Difusi pasif (menggunakan Na+)
|
Vitamin B6 (Piridoksin)
|
Difusi pasif
|
Folasin (Asam Folat)
|
Menggunakan Na+
|
Vitamin B12
|
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
|
Sumber : Muchtadi, 2009
- Vitamin larut lemak
Setiap vitamin
larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh.
Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi
membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati
melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urine.
-
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum,
antara lain :
- Tidak terdapat di
semua jaringan
- Terdiri dari
unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
- Memiliki bentuk
prekusor atau provitamin
- Menyusun struktur
jaringan tubuh
- Diserap bersama lemak
- Disimpan bersama lemak
dalam tubuh
- Diekskresi melalui
feses
- Kurang stabil jika
dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain
sebagainya.
-
Vitamin larut air
Vitamin yang
larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
- Tidak hanya tersusun
atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
- Tidak memiliki
provitamin
- Terdapat di semua
jaringan
- Sebagai prekusor
enzim-enzim
- Diserap dengan proses
difusi biasa
- Tidak disimpan secara
khusus dalam tubuh
- Diekskresi melalui
urin
- Relatif lebih stabil,
namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
- Metabolisme Mineral
Mineral
merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi
tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion
mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim.
Mineral
memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalium, fosfor,
dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah
merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam
bebagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim.
Keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer
ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan
saraf terhadap terhadap rangsangan.
Sekitar 4%
dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa bahan makanan
tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu sampel
bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku. Kadar abu menggambarkan
banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat menguap. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah 100 mg sehari, sedangkan mineral
mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh
kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap
esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.
Mineral
dapat dikelompokkan menjadi dua macam kelompok besar mineral (elemen/unsur) yang
terdapat dalam tubuh kita, berdasarkan kuantumnya, ialah :
1.
Makro elemen, yaitu terdapat dalam kwantum yang relative besar, seperti K,
Na, Ca, Mg, dan P, S, serta CI.
2.
Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative sedikit. Mikro
elemen dapat dikelompokkan lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh
:
a. Mikro elemen esensial, yaitu
yang betul-betul diperlukan oleh tubuh jadi harus ada seperti Fe, Cu, Co,
Se,Zn, dan J, serta F.
b. Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti
betul diperlukan atau tidak dalam struktur atau fisiologi tubuh, seperti Cr,
Mo.
c. Mikro elemen yang tidak
diperlukan, atau non-esensial. Jenis ini terdapat di dalam tubuh karena terbawa
tidak sengaja bersama bahan makanan. Jadi sebagai kontaminan (pencemar)
termasuk ke dalam kelompok ini adalah Al, As, Ba, Bo, Pb, Cd, dsb.
d. Ada lagi kelompok yang disebut trace elements,
yang sebenarnya sudah termasuk kelompok mikro elemen, tetapi diperlukan dalam
kwantum yang lebih kecil lagi,dalam kelas ini termasuk Co, Cu dan Zn.
Sifat keasaman dan kebasaan suatu bahan makanan
tergantung jumlah dan jenis mineral yang dikandungnya. Bahan makanan seperti
sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral Na, K, Ca, Fe, dan Mg yang di
dalam tubuh akan membentuk komponen bersifat basa. Oleh karena itu, bahan
tersebut disebut base forming foods. Bahan serelia mengandung Cl, P, dan S.
Dalam tubuh unsur tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga bahan
makanan tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga bahan makanan
tersebut dikenal sebagai acid forming foods. Sulfur yang ada dalam bahan
makanan biasanya dalam bentuk netral dan merupakan komponen asam amino yang
mengandung sulfur.
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil
didalam tubuh, namun mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan da
reproduksi. Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat tergantung pada
konsentrasi mineral mikro. Mineral dalam bahan makanan tidak semuanya dapat
dimanfaatkan. Keadaan tersebut tergantung ketersediaan biologisnya (tingkatan
zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh). Faktor yang
mempengaruhi ketersediaan biologis mineral antara lain interaksi dengan senyawa
lain.
Setiap
unsur esensial dibutuhkan satu atau lebih fungsinya di dalam tubuh dan
fungsinya terjadi secara optimal ketika nutrisi konsentrasi tubuh jatuh didalam
daerah yang spesifik. Kapanpun konsentrasinya terlalu rendah atau
terlalu tinggi, fungsi melemah atau mati yang dihasilkan. Ini terutama paling
penting ketika keseimbangan mineral sisa karena angka konsentrasi optimal dapat
menjadi hampir terbatas.
2.2
Mekanisme Kerja Enzim
Setiap
enzim bertindak atas target tertentu yang disebut substrat, yang diubah menjadi
produk yang dapat digunakan melalui aksi enzim. Dengan kata lain, enzim
bereaksi dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat. Setelah reaksi
selesai, enzim tetap sama, tapi substrat mengubah produk. Misalnya, sukrase
tindakan enzim pada substrat sukrosa untuk membentuk produk - fruktosa dan
glukosa.
Teori
lock and key : Ini adalah salah satu teori yang menjelaskan mekanisme kerja
enzim. Sesuai teori ini, masing-masing enzim memiliki area spesifik (disebut
situs aktif) yang dimaksudkan untuk substrat tertentu untuk mendapatkan
terpasang. Situs aktif enzim ini melengkapi bagian tertentu dari substrat, sejauh
bentuk yang bersangkutan. Substrat akan masuk ke dalam situs aktif dengan
sempurna, dan reaksi antara mereka terjadi.
Substrat
yang tepat akan masuk ke dalam situs aktif enzim dan membentuk kompleks
enzim-substrat. Ini adalah di situs ini aktif bahwa substrat ditransformasikan
ke produk yang dapat digunakan. Setelah reaksi selesai, dan produk yang
dirilis, situs aktif tetap sama dan siap untuk bereaksi dengan substrat baru.
Teori ini didalilkan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Teori ini memberikan
gambaran dasar tentang aksi enzim pada substrat. Namun, ada faktor-faktor tertentu
yang tetap tidak dapat dijelaskan. Sesuai teori ini, asam amino (dalam keadaan
terikat) di situs aktif bertanggung jawab untuk bentuk spesifik. Ada enzim
tertentu yang tidak membentuk bentuk apapun dalam bentuk terikat. Kunci dan
teori kunci gagal untuk menjelaskan aksi enzim tersebut.
Teori
Induced-fit : Teori ini dirumuskan oleh Daniel E. Koshland, Jr pada tahun 1958.
Teori ini juga mendukung hipotesis gembok dan kunci bahwa situs aktif dan
substrat cocok dan bentuk mereka saling melengkapi. Menurut teori-induced fit,
bentuk situs aktif tidak kaku. Hal ini fleksibel dan perubahan, sebagai
substrat datang ke dalam kontak dengan enzim. Untuk lebih tepatnya, sekali
enzim mengidentifikasi substrat yang tepat, bentuk perubahan situs aktifnya
sehingga muat kedua persis. Hal ini menyebabkan pembentukan kompleks
enzim-substrat dan reaksi lebih lanjut. Seperti teori ini menjelaskan mekanisme
kerja berbagai enzim, itu diterima secara luas daripada kunci dan hipotesis
kunci.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Aksi Enzim : Aktivitas enzim dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti suhu, pH, dan konsentrasi. Biasanya, suhu tinggi meningkatkan
laju reaksi yang melibatkan enzim. Suhu optimal untuk reaksi tersebut dikatakan
sekitar 37 º C sampai 40 º C. Setelah suhu naik di atas tingkat ini, enzim
mendapatkan terdenaturasi dan mereka tidak lagi cocok untuk reaksi dengan
substrat. Variasi pH juga dapat mempengaruhi mekanisme kerja enzim. Tingkat pH
optimum dapat bervariasi dari satu enzim yang lain, sesuai dengan lokasi aksi
mereka. Variasi dari tingkat pH dapat memperlambat aktivitas enzim dan hasil pH
yang sangat tinggi atau rendah dalam enzim terdenaturasi yang tidak dapat memegang
substrat dengan benar. Tingkat aktivitas enzimatik dapat meningkat dengan
konsentrasi enzim dan substrat.
2.3
Mekanisme Kerja Hormon
Hormon adalah
bahan kimia yang dilepaskan oleh sel atau kelenjar di salah satu bagian tubuh
yang mengirim pesan dan yang mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari
organisme.
Hormon
yang Terkait Dalam Kebutuhan Nutrisi :
A. Hormon
Insulin
1. Pengertian
Insulin
adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan lemak dalam
tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak untuk
mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot.
Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat
pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan sindrom
gangguan metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam proporsi
konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya akan
menjadi racun. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu,
tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi melalui
glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot menjadi
glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti
tingkat adalahekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan
sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam
amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di
seluruh tubuh.
2. Fungsi
Fungsi
insulin yang mengikat :
o
Aktivitas hormon
o
Binding protein
o
Proses metabolisme glukosa
o
generasi metabolit prekursor dan energi
o
respons fase-akut
o
permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait
o
sel-sel sinyal
o
kematian sel
o
glukosa transportasi
o
negatif dari proses regulasi protein katabolik
o
positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat
o
negatif regulasi vasodilatasi
o
positif regulasi vasodilatasi
o
alpha-beta sel T aktivasi
o
regulasi sekresi protein
o
positif regulasi sekresi sitokin
o
positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan
3.
Mekanisme kerja/fisiologi
Mekanisme
kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein
yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit
yaitu:
a) Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas
ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin.
b) Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang
dominan di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada
pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri
(autofosforilasi). Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun
keduanya akan berpengaruh terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah
fenomena dimana jumlah ikatan reseptor insulin jadi berkurang sebagai respon
terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, contohnya pada
keadaan adanya korsitol dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin
rendah, maka ikatan reseptor akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat
pada keadaan latihan fisik dan puasa
4. Pengaturan sekresi
Sekresi
insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan tetapi asam amino
darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan penting. seperti kita akan
lihat.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah. Kadar
glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml kecepatan
sekresi insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat di atas 100
mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat mencapai puncaknya
yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa darah antara 300 dan
400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan glukosa adalah
dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi yang di capai.
selanjutnya penghentian sekresi insulin hampir sama cepat terjadi
dalam beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke
tingkat puasa.
5. Kelainan
sekresi/ efek
Jika
disuntikkan dosis yang cukup besar dari insulin sintetis itu terjadi penurunan
pada tingkat gula dalam tubuh-jadi, ia mulai mengganggu hipo-glicemic, yang
ditandai dengan kelemahan total, kaki gemetar, kebocoran konsentrasi,
berlebihan keringat. Itu mungkin memiliki efek hilangnya hati nurani yang dapat
menyebabkan koma. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam kasus administrasi
yang benar dari insulin, dikombinasikan dengan hormon lain, meningkatkan
perubahan energi pada hal itu mempercepat membangun kembali, itu adalah
meningkatkan kapasitas asimilasi makanan dan nafsu makan.
Pada bentuk glicemic
hipo-dimoderasi, dalam tubuh manusia berlangsung reaksi-defensif
mengintensifkan dalam sekresi hormon tumbuh. Dalam beberapa kasus tingkat bisa
meningkat hingga 5-7 kali dibandingkan dengan tingkat normal. Penggunaan
steroid anabolik mengintensifkan aksi insulin sintetik: itu adalah sintesis
matriks intensifyed protein, AND dan ARN. Ini adalah mempercepat tindakan
siklus pentophosphatyc, di mana sintesis protein terjadi.
B. Hormon
Glukagon
1. Pengertian
Glukagon adalah suatu
hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan kadar glukosa darah. Glukosa
disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-seperti polimer
rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor
glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati
mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan
mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis.
Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk
mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan
glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk
glukoneogenesis.
2. Fungsi
Fungsi molekul reseptor yang mengikat :
o
Aktivitas hormon
o
glukagon reseptor yang mengikat
o
Komponen seluler
o
ekstraseluler wilayah
o
ekstraseluler wilayah
o
ruang ekstraseluler
o
fraksi larut
o
sitoplasma
o
membran plasma
o
membran plasma
o
Proses biologis
o
proses metabolisme cadangan energi
o
sinyal transduksi
o
G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
o
G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
o
perilaku makan
o
proliferasi sel
o
negatif pengaturan nafsu makan
o
regulasi sekresi insulin
o
seluler respon terhadap stimulus glukagon
3. Mekanisme
kerja/ fisiologi
Berperan
menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini merupakan kebalikan
hormon insulin. Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan
kadar glukosa darah. Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin.
Insulin dikenal sebagai hormon yang menurunkan kadar glukosa darah. Pankreas
melepaskan glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah. Glukagon
menyebabkan hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang kemudian
dilepaskan ke aliran darah. Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem
umpan balik yang membuat kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil
4. Pengaturan
sekresi
-
Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:
o
Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)
o
Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
o
Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari
hipoglikemia jika semua protein-makanan dikonsumsi)
o
Sistem saraf simpatis
o
Asetilkolin
o
Cholecystokinin
-
Penurunan sekresi (penghambatan) dari glukagon disebabkan oleh:
o
Somatostatin
o
Insulin (melalui GABA)
o
Peningkatan asam lemak bebas dan asam keto ke dalam darah
o
Peningkatan produksi urea
5. Kelainan
sekresi/efek
Efeknya
adalah berlawanan dari insulin, yang menurunkan kadar glukosa darah . Pankreas
melepaskan glukagon ketika gula darah (glukosa) tingkat jatuh terlalu rendah.
Glukagon menyebabkan hati untuk mengubah glikogen yang disimpan menjadi
glukosa, yang dilepaskan ke dalam aliran darah. Kadar glukosa darah yang tinggi
merangsang pelepasan insulin. Insulin memungkinkan glukosa yang akan diambil
dan digunakan oleh jaringan tergantung insulin. Jadi, glukagon dan insulin
adalah bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah pada
tingkat yang stabil. Glukagon milik keluarga beberapa hormon lain yang terkait.
C. Hormon
Pertumbuhan (Growth Hormone)
1. Pengertian
Hormon
pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan, reproduksi
sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah
asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang disintesis, disimpan, dan
disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar hipofisis
anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi
secara alami dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan
yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
2. Fungsi
Hormon
pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk mengobati
gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa.
3. Mekanisme
kerja/fisiologi
Hormon
pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan
manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah
bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini
bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima. Kelenjar
yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar pituitary.
HGH yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah
menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1 (insulinlike
Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan keseluruh
organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab
untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di
dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa seseorang pada
usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya penyakit-penyakit
yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup tua.
Hormon
Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur
60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan
dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh
lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang tidak sehat. Ramuan
alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar Pituitary agar terus memproduksi
Hormon Pertumbuhan, sehingga terjadi perbaikan system metabolisme tubuh,
regenerasi sel, maka akan terjadi Pembalikan Usia Biologis serta juga
meningkatkan aktivitas seksual serta stamina, dan juga meningkatkan kekebalan
tubuh.
KANDUNGAN MELIABIYANG
1) Kolustrum (susu awal)
2) Vitamin B Kompleks
3) Asam Amino
4) Calsium
4. Pengaturan
sekresi
Sekresi
hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus
menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF - growth hormone releasing factor) yg
merangsang sekresi hormon pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga
dijumpai somatostatin (GH-RIH -growth hormonereleasing inhibitory hormone) yang
menghambat sekresi beberapa hormon antara lain hormon pertumbuhan. Dengan demikian
hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu
istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt, sedangkan pada
keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8 ng/ml. Kadar Ini
selalu meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa kadar
hormon pertumbuhan meningkat terutama hanya waktu tidur; sedangkan pada remaja
juga meningkat waktu bangun. Kadar pada anak dan remaja lebih tinggi dibanding
kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia merupakan perangsang yg kuat shg
menyebabkan kadar hormon pertumbuhan meningkat. Pada hipoglikemia karena
insulin misalnya, kadar hormon pertumbuhan dpt mencapai 50 ng/ml. Kerja fisik,
stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus) fisiologis utk
meningkatkan sekresi hormon ini.
Sekresi
hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis
dopamin. Dopamin diketahui merangsang sekresi
hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada akromegali dopamin justru
menghambat sekresi hormon tsb. Bromokriptin, suatu agonis dopamin derivat
ergot, dipakai utk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor
hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormon
dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj hormon
pertumbuhan kembali berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan.
Bromokriptin juga menekan sekresi prolaktin yg berlebihan yg terjadi pada tumor
hipofisis. Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin
dan metergolin, antagonis adrenergik misalnya
fentolamin, juga dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya
lemah dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun dpt menghambat sekresi hormon
pertumbuhan, tidak digunakan utk pengobatan akromegali terutama karena
menghambat sekresi hormon-hormon lain.
5. Kelainan
sekresi/efek
Ada 2 efek
yang mempengaruhi :
1. Efek
langsung adalah hasil dari hormon pertumbuhan yang mengikat reseptor pada sel
target. Sel-sel lemak (adiposit), misalnya, memiliki reseptor hormon pertumbuhan,
dan hormon pertumbuhan merangsang mereka untuk memecah trigliserida dan menekan
kemampuan mereka untuk mengambil dan mengumpulkan beredar lipid.
2. Efek
tidak langsung yang dimediasi terutama oleh insulin-seperti faktor
pertumbuhan-I (IGF-I), suatu hormon yang disekresikan dari hati dan jaringan
lain sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan. Mayoritas pertumbuhan
mempromosikan efek dari hormon pertumbuhan sebenarnya karena IGF-I yang bekerja
pada sel target.
D. Hormon
Tiroksin (Thyroxine)
1. Pengertian
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan
juga membantu mengatur metabolisme tubuh. Tiroksin diproduksi oleh kelenjar
tiroid dengan cara yang sangat kompleks. Ketika tingkat tiroksin dalam darah
adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak yang mengatur fungsi tubuh)
menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang kelenjar
pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon
thyroid-stimulating hormone (TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika
tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang
menghambat produksi TSH.
2. Fungsi
Fungsi
hormone tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam tubuh
serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental.
3. Mekanisme
kerja/ fisiologi
a) Reseptor : alat untuk
menerima rangsang
b) Efektor : alat untuk
menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c) Sel Saraf Sensoris : serabut
saraf yang membawa rangsang ke otak
e) Sel Saraf Konektor : sel
saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
4. Pengaturan
sekresi
*
Hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein pembawa
*
Protein membawa hormone ke dalam inti sel
*
Reseptor dilepaskan untuk digunakan kembali
*
Hormon berinteraksi secara bolak – balik dengan AND pada kromosom
*
Interaksi hormone mengaktifkan gen dan memproduksi messenger ARM (mRNA)
*
mRNA keluar dari kromosom dan memulai pembentukan protein (biasanya enzim)
pada robosom. Enzim yang baru dibentuk inilah melakukan perintah
5. Kelainan
sekresi/ efek
Pengelolaan kelainan kelenjar tiroid dilakukan dengan melakukan uji kadar hormon TSH dan tiroksin
bebas, didasari atas patofisiologi yang terjadi, sehingga akan didapatkan
pengelolaan menyeluruh. Diagnosis dari penyakit tiroid telah banyak disederhanakan
dengan dikembangkannya assay yang peka untuk TSH dan tiroksin bebas. Suatu peningkatan
TSH dan tiroksin bebas yang rendah menetapkan diagnosis darihipotiroidisme, dan TSH yang tersupresi dan FT yang
meningkat menetapkan diagnosis dari
hipertiroidisme.
E. Hormon
Kortisol (Cortisol)
1. Pengertian
Kortisol
(hidrokortison) adalah hormon steroid, lebih khusus glukokortikoid, yang
diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hal ini dirilis dalam respon terhadap stres
dan tingkat rendah glukokortikoid darah.
2. Fungsi
Fungsi utama dalam tubuh :
*
Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesi
*
Menekan sistem kekebalan tubuh
*
Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
F. Hormon
SS somatostatin
1. Pengetian
Somatostatin
(SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh, termasuk
hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dalam
menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi lain
seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
2. Fungsi
*
Mekanisme kerja/fisiologi
*
Pengaturan sekresi
*
Kelainan sekresi / efek
Efek
pada kelenjar hipofisis
Somatostatin
bernama untuk efek menghambat sekresi hormon pertumbuhan dari kelenjar
pituitari. Eksperimental, semua rangsangan yang dikenal untuk sekresi hormon
pertumbuhan yang ditekan oleh administrasi somatostatin
Efek
pada Pankrea
Memiliki
efek dalam sekresi eksokrin pankreas menekan, menghambat enzim oleh sekresi
cholecystokinin-dirangsang dan secretin-dirangsang sekresi bikarbonat
Efek
pada saluran pencernaan
Somatostatin
disekresikan oleh sel-sel epitel tersebar di GI, dan oleh neuron dalam sistem
saraf enterik. Ini telah ditunjukkan untuk menghambat sekresi dari banyak
hormon GI lain, termasuk gastrin, cholecystokinin, secretin dan peptida usus
vasoaktif. Selain efek langsung menghambat sekresi hormon GI lainnya,
somatostatin memiliki berbagai efek penghambatan lain pada saluran pencernaan,
yang mungkin mencerminkan efek pada hormon lainnya, ditambah beberapa efek
langsung tambahan. Somatostatin menekan sekresi asam lambung dan pepsin, menurunkan
laju pengosongan lambung, dan mengurangi kontraksi otot polos dan aliran darah
di dalam usus. Secara kolektif, kegiatan ini tampaknya memiliki efek
keseluruhan penurunan tingkat penyerapan gizi.
Efek
pada Sistem Saraf
Somatostatin
sering disebut sebagai memiliki aktivitas neuromodulatory dalam sistim saraf
pusat, dan tampaknya memiliki berbagai efek kompleks pada transmisi
saraf.Somatostatin dan analog sintetik yang digunakan secara klinis untuk
mengobati berbagai neoplasma. Hal ini juga digunakan dalam untuk mengobati
gigantisme dan akromegali, karena kemampuannya untuk menghambat sekresi hormon
pertumbuhan.
G. Hormon
Epinefrin/ Norepinefrin
1. Pengertian
Norepinefrin
(INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk noradrenalin (BAN)
(disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran ganda termasuk sebagai
hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang menghasilkan, atau yang
dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai noradrenergik. Noradrenalin
istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal dari bahasa Yunani) yang
dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum di sebagian besar dunia.
2. Fungsi
sebagai
neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi jantung.
Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju kontraksi
Sebagai
hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala, di mana
perhatian dan tanggapan dikendalikan
Ketika
norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah dengan
meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik reseptor
aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan
denyut jantung
3. Mekanisme
kerja/ fisiologi
Mengurangi
kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis yang serius oleh
karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang sangat tinggi
dapat dicegah.
Menyebabkan
penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini dapat
memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan frekuensi
keberhasilan blokade saraf.
Menghentikan
perdarahan kapiler akibat pembedahan
4. Pengaturan
sekresi
Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Dapat meningkat dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan
terjadi. Pengeluaran yang bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk
melawan shok yang disebabkan oleh situasi darurat. Sekresi hormon ini terjadi dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang
mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak
hingga meningkatkan juga peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot
hingga ke otak, dan peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik
mencapai 300% melebihi batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat
terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat
juga akan meningkat dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang untuk
dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi
stress biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering
disebut keringat dingin. Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan
menaikkan kecepatan glikogenolisis di dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin
bisa berupa stres fisik atau emosional yang bersifat neurogenik.
5. Kelainan
sekresi / efek
Hormon ini
pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau
intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi
detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok. Hormon ini pun
memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau
intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi
detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi
di dalam tubuh semua makhluk hidup. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup
yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh dan
melakukan reproduksi. Semua sel penyusun makhluk hidup membutuhkan energi agar proses kehidupan dapat berlangsung.
Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam
bentuk energi lain pada proses metabolisme.
3.2
Saran
Setelah kita mempelajari tentang
konsep metabolisme tersebut, diharap kita semua mampu menghargai dalam mengapresiasi
kerja enzim maupun hormon yang sangat membantu dalam proses metabolisme.
Sehingga kita lebih menjaga tubuh kita dari serangan parasit yang menghalangi
kerja normal dalam tubuh.