Jumat, 05 Desember 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Selain kebutuhan istirahat dan tidur, kita juga membutuhkan perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene), yaitu perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Tujuannya adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ?
  2. Apa saja masalah-masalah pada personal hygiene dan bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah personal hygiene ?
  3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur ?
  4. Apa saja masalah-masalah pada istirahat tidur dan bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah istirahat tidur ?

1.3  Tujuan
- Tujuan Umum :
      Memahami konsep personal hygiene dan istirahat tidur.
- Tujuan Khusus :
      a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
      b. Mengetahui masalah-masalah pada personal hygiene dan asuhan keperawatannya.
      c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur.
      d. Mengetahui masalah-masalah pada istirahat tidur dan asuhan keperawatannya.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Personal Hygiene
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi beberapa faktor, di antaranya :
-        Budaya
-        Nilai sosial pada individu atau keluarga
-        Pengetahuan terhadap perawatan diri
-        Persepsi terhadap perawatan diri
Tujuan perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan.

a.      Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
1). Perawatan Dini Hari.
Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksanaan (urine atau feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan dan menjaga kebersihan mulut.
2). Perawatan Pagi Hari
     Perawatan yang dilakukan setelah makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
3). Perawatan Siang Hari
     Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4). Perawatan Menjelang Tidur
     Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi, mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

b.      Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Tempat
1). Perawatan Diri Pada Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungitubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya.  Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor di antaranya umur, jaringan kulit, dan kondisi/keadaan lingkungan.

v Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Kulit
A.  Pengkajian Keperawatan
1.      Warna Kulit
2.      Kelembapan Kulit
3.      Tekstur Kulit
B.  Diagnosis Keperawatan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
·         Perubahan sirkulasi
·         Imobilisasi lama
·         Edema
·         Inkontinensia urine
·         Malnutrisi
C.     Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1.      Menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat, dan sel yang mati.
2.      Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman.
Rencana Tindakan :
1.      Menghilangkan atau membersihkan bau, mengurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara perawatan kulit.
2.      Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman dengan cara memandikan pasien.
D.    Pelaksanan (Tindakan) Keperawatan
1.      Cara Merawat Kulit
Tujuannya adalah mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Alat dan Bahan :
-          Baskom Cuci               - Balutan
-          Sabun                           - Pelindung Kulit
-          Air                                - Plester
-          Agen pembersih           - Sarung tangan
Prosedur Kerja :
1)      Jelaskan prosedur pada pasien.
2)      Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
3)      Tutup pintu ruangan.
4)      Atur posisi pasien.
5)      Kaji luka/kulit tertekan dengan memerhatikan warna, kelembaban, penampilan sekitar kulit, ukur diameter kulit, ukur kedalaman.
6)      Cuci sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruhdengan air.
7)      Perlahan-lahan keringkan kulit secara menyeluruh dan disertai dengan pijatan.
8)      Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutas pembersih, gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
9)      Setelah selesai berikan obat atau agen topikal.
10)  Catat hasil.
11)  Cuci tangan.

2.      Cara Memandikan Pasien di Tempat Tidur
Tujuannya adalah menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan :
-        Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat.
-        Pakaian pengganti.
-        Kain penutup.
-        Handuk, sarung tangan pengusap badan.
-        Tempat untuk pakaian kotor.
-        Sampiran.
-        Sabun.

Prosedur kerja :
1)      Jelaskan prosedur pada pasien.
2)      Cuci tangan.
3)      Atur posisi pasien.
4)      Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan membentangkan handuk di bawah kepala, kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk.
5)      Kain penutup diturunkan, kedua tangan pasien diangkat dan pindahkan handuk di atas  dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk.
6)      Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
7)      Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama,. Kemudian kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
8)      Letakkan handuk dibawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh didahulukan dan dikeringkan dengan handuk.
9)      Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu bersihkan daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
10)  Cuci tangan.
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam :
1.      Mempertahankan kebersihan perawatan kulit secara selektif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersihan kulit seperti adanya warna, kelembapan, turgor, tekstur, hilangnya lesi,dll.
2.      Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat tubuh terasa nyaman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terlihat segar.

2). Perawatan Diri pada Kuku dan Kaki
       Masalah/gangguan pada kuku :
-        Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut.
-        Paronychia, radang di sekitar jaringan kuku.
-        Ram’s horn nail, gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
-        Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.

v Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Kuku
A.    Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku.
B.     Diagnosis Keperawatan
Risiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses masuknya kuman akibat garukan dari kuku.
C.     Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1.      Memelihara kebersihan kuku dan rasa nyaman pasien.
2.      Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi.
Rencana Tindakan :
Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
D.    Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
·         Cara merawat kuku
Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan Bahan :
-        Alat pemotong kuku                - Sabun
-        Handuk                                    - Kapas
-        Baskom berisi air hangat         - Sikat kuku
-        Bengkok/nierbekken
Prosedur Kerja :
1)      Jelaskan prosedur pada pasien.
2)      Cuci tangan.
3)      Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur.
4)      Tentukan kuku yang akan dipotong.
5)      Rendamkan kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun bila kotor.
6)      Keringkan dengan handuk.
7)      Letakkan tangan di atas bengkok/nierbekken dan lakukan pemotongan kuku.
8)      Cuci tangan.
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara umum adalah meniulai adanya kemampuan untuk mempertahankan klebersihan kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang di sekitar kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.’

3). Perawatan Diri pada Rambut
            Masalah/gangguan pada rambut :
-        Kutu
-        Ketombe
-        Botak (alopecia)
-        Radang pada kulit di rambut (seborrheic dermatitis)

v Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Rambut
A.    Pengkajian Perawatan
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut. Selain itu, kaji jenis rambut apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola pertumbuhan rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga aspek perkembangan dan faktor yang memengaruhi perawatan rambut, seperti pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir, frekuensi cuci rambut, serta pemakaian sampo.
B.     Diagnosis Keperawatan
1.      Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah kulit kepala.
2.      Risiko gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan kehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi). 
C.     Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1.      Mencegah infeksi daerah kepala.
2.      Meningkatkan konsep diri.
Rencana Tindakan :
1.      Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti mencuci, menyisir atau mencukur rambut.
2.      Meningkatkan konsep diri (body image) dengan cara memberikan motivasi terhadap kemampuan pertumbuhan rambut.
D.    Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
·   Cara Merawat Rambut
Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan :
-           Handuk secukupnya                              - Sisir                                 – Ember kosong
-           Perlak atau pengalas                             – Kasa dan kapas
-           Baskom berisi air hangat                      - Bengkok/nierbekken
-           Sampo atau sabun dalam tempatnya     - Gayung
Prosedur Kerja :
1)      Jelaskan prosedur pada pasien.
2)      Cuci tangan.
3)      Tutup jendela atau pasang sampiran.
4)      Kondisikan pasien dalam posisi tidur.
5)      Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
6)      Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian baskom dengan pinggir di gulung.
7)      Tutup telinga dengan kapas.
8)      Tutup dada dengan handuk sampai ke leher.
9)      Kemudian, sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat, selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat.
10)  Setelah selesai keringkan.
11)  Cuci tangan.
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan rambut yang ditandai dengan keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak ada tanda radang pada kulit kepala, dan pertumbuhannya baik.
4). Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi
·  Masalah/gangguan pada mulut dan gigi
-        Halitolisis, bau napas tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau lainnya.
-        Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
-        Karies, radang pada gigi.
-        Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut.
-        Peridontal desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak).
-        Glostitis, radang pada lidah.
-        Chilosis, bibir yang pecah-pecah.
v Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Mulut dan Gigi
A.    Pengkajian Keperawatan
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain warna, keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adanya warna mukosa serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, dan posisi lidah.
B.     Diagnosis Keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi/gigi.
2.      Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake (asupan) yang tidak adekuat (cukup) akibat radang gigi/gusi.
C.     Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1.      Mengurangi nyeri.
2.      Mempertahankan nutrisi yang adekuat.
3.      Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut.
Rencana Tindakan :
1.      Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut secara teratur.
2.      Mempertahankan nutrisi akibat radang gigi/gusi dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut secara benar.
D.    Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
·           Cara merawat mulut dan gigi
Tujuan perawatan ini adalah mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Alat dan Bahan :
-       Handuk dan kain pengalas.
-       Gelas kumur berisi : Air masak/NaCl, obat kumur, dan boraks gliserin.
-       Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kasa.
-       Kapas lidi.
-       Bengkok/nierbekken.
-       Kain kasa
-       Pinset atau arteri klem.
-       Sikat gigi dan pasta gigi.
Prosedur Kerja :
1.   Jelaskan prosedur pada pasien.
2.   Cuci tangan.
3.   Atur posisi pasien.
4.   Pasang handuk dibawah dagu dan pipi pasien.
5.   Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl.
6.   Anjurkan pasien untuk membuka mulut dengan sudip lidah bila pasien tidak sadar.
7.   Pembersihan di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi lidah, bibir dan bila sudah kotor letakkan di bengkok.
8.   Lakukan hingga bersih, setelah itu oleskan boraks gliserin.
9.   Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun dan bilas lalu keringkan.
10.               Cuci tangan.
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan mulut sertakemampuan untuk mempertahankan status nutrisi. Hal ini ditandai dengan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda radang, dan intake yang adekuat.
5). Perawatan Diri pada Alat Kelamin
       Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat kelamin perempuan, yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak di depan simpisis pubis; labia mayora, yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora, yang merupakan dua lipatan kecil di antara atas labia mayora; klitoris (sebuah jaringan erektil yang serupa dengan penis laki-laki); kemudian bagian yang terkait di sekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum, dan anus.
v Asuhan Keperawatan pada Masalah Perawatan Alat Kelamin
A.    Pengkajian Keperawatan
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva higiene), antara lain adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mukus, lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya.

B.     Diagnosis Keperawatan
Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan atau kebersihan pada daerah vulva.
C.     Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1.      Mencegah terjadi infeksi.
2.      Mempertahankan kebersihan daerah vulva.
Rencana Tindakan :
Mencegah terjadi infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara melakukan perawatan vulva.
D.    Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
·         Cara Vulva Higiene
Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
Alat dan Bahan :
-        Kapas sublimat atau disinfektan                                         –   Pinset
-        Tempat membersihkan (cebok) yang berisi larutan           –   Pispot
-        Disinfektan sesuai dengan kebutuhan                                –   Bengkok
-        Pengalas                                                                              –   Sarung tangan
Prosedur Kerja :
1)      Jelaskan prosedur pada pasien.
2)      Cuci tangan.;
3)      Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbert.
4)      Pasang pengalas dan pispot diletakkan di bawah glutea pasien.
5)      Gunakan sarung tangan.
6)      Lakukan tindakan perawatan kebersihan vulva dengan meletakkan tangan kiri untuk membuka vulva dengan memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan disinfektan.
7)      Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, bersihkan vulva dari atas ke bawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih.
8)      Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
9)      Cuci tangan..
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan daerah vulva. Hal ini ditandai dengan kebersihan pada daerah vulva, tidak tampak iritasi, dan tidak ada tanda-tanda radang.
6). Kebutuhan Kebersihan Lingkungan Pasien
Pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yang dimaksud di sini adalah kebersihan pada tempat tidur.
·                                           Cara menyiapkan tempat tidur
Alat dan Bahan :
-        Tempat tidur, kasur, bantal                              –    Perlak
-        Sprei besar                                                       –    Selimut
-        Sprei kecil
-        Sarung bantal
Prosedur Kerja :
1.      Cuci tangan.
2.      Atur tempat tidur, kasur, dan bantal.
3.      Pasang sprei besar dengan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur/tempat tidur.
4.      Atur sisi kedua samping sprei atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu masukkan kebawah kasur.
5.      Pasang perlak di tengah tempat tidur.
6.      Pasang sprei kecil di atas perlak.
7.      Lipat selimut menjadi 4 secara terbalik dan pasang bagian bawah. Masukkan ujung selimut ke bawah kasur.’
8.      Pasang sarung bantal.
9.      Cuci tangan.

2.2 Istirahat dan Tidur
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Sedangkan tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :
·         Penyakit
Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
·         Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktifitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
·         Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
·         Obat
Beberapa jenis obat yang dapat memengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik menyebabkan seseorang insomnia. Anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
·         Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

·         Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi sesorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur.
·         Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

b. Masalah Kebutuhan Tidur
·         Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang tidak adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur.
Insomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1)      Initial insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur.
2)      Intermiten insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari.
3)      Terminal insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari.
Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa ataupun stres.
·         Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.
·         Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat menyebabkan cedera.
·         Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan istilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: enuresa nokturnal, merupakan mengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa nokturnal umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.
·         Apnea tidur dan Mendengkur
Mendengkur pada umumnya tidak termasuk dalam gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot di belakang mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
·         Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudi kendaraan, atau di saat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
·         Mengigau
Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
·         Gangguan Pola Tidur secara Umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995). Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transpor oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dan lain-lain.

c. Asuhan Keperawatan pada Masalah Istirahat dan Tidur
A.  Pengkajian keperawatan
1.      Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain : kuantitas ( lama tidur ) dan kualitas tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
2.      Gejala klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata merah, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
3.      Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intonasinya tidak teratur.
B.               Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
1.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
·         Kerusakan transpor oksigen.
·         Gangguan metabolisme.
·         Kerusakan eliminasi.
·         Pengaruh obat.
·         Immobilitas.
·         Nyeri pada kaki.
·         Takut operasi.
·         Lingkungan yang menggangu.
2.      Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea), dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.
3.      Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan insomnia.
5.      Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.
6.      Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.

C.               Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan:
·         Lakukan identifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur.
·         Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.
·         Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
·         Coba untuk memicu tidur (induce sleep).
·         Kurangi potensial cedera selama tidur.
·         Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika diperlukan.

D.              Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
Ø  Tindakan Keperawatan Pada Orang Dewasa
1.      Mengidentifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur.
Faktor yang menyebakan gangguan tidur bermacam-macam. Biasanya, pasien dapat mengiddentifikasi penyebab masalah-masalah gangguan tidur, seperti nyeri, takut, kecemasan, dan lain-lain. Perawat dan pasien dapat mengidentifikasikan penyebab atau mengkaji riwayat tidur pasien.
a.       Apabila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur dihubungkan dengan lingkungan rumah sakit dan penyakitnya, maka tindakan yang dapat diberikan adalah:
·         Libatkan pasien dalam membuat jadwal aktivitas.
·         Berikan obat analgesik sesuai dengan program terapi.
·         Berikan lingkungan yang suportif.
·         Jelaskan dan berikan dukungan kepada pasien agar tidak takut dan cemas.
b.      Apabila faktor insomnia, maka hal yang dapat dilakukan untuk mangatasinya adalah:
·         Anjurkan pasien untuk makan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju dan susu.
·         Anjurkan pasien untuk tidur pada waktu yang sama dan hindari tidur di siang atau sore hari.
·         Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat mengantuk dan tidak pada waktu kesadaran masih penuh.
·         Anjurkan pasien untuk menghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
·         Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c.       Apabila terjadi somnambulisme, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah:
·         Berikan keamanan pada diri pasien dengan melindunginya dari lingkungan yang tidak aman, misalnya memasang kunci pintu yang baik.
·         Lakukan kolaborasi dalam tindakan pengobatan dengan diazepam.
·         Cegah timbulnya cedera.
d.      Apabila terjadi enuresa, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi addalah:
·         Anjurkan pasien untuk mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
·         Anjukan pasien untuk melakukan pengosongan kandung kencing sebelum tidur.
·         Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e.       Apabila terjadi narkolepsi, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah:
·         Berikan obat seperti kelompok amfetamin atau kelompok metilfenidat hidroklorida (ritalin) yang digunakan untuk mengendalikan narkolepsi sebagai tindakan kolaboratif.
2.      Mengurangi distraksi lingkungan dan hal-hal yang mengganggu tidur.
Distraksi lingkungan adalah masalah utama untuk pasien rawat inap. Cara mengurangi distraksi lingkungan antara lain:
·         Tutup pintu kamar pasien.
·         Pasang kelambu/gorden tempat tidur.
·         Matikan pesawat telpon.
·         Bunyikan musik yang lembut.
·         Redupkan atau matikan lampu .
·         Berikan lampu tidur (malam).
·         Kurangi jumlah stimulus.
·         Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3.      Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
·         Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien. Jadwal harus disesuaikan dengan status kesehatan pasien atau sesuai dengan kebutuhan istirahat dan tidur.
·         Usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena jika banyak tidur pada siang hari, malamnya tidak bisa tidur.
4.      Membuat pasien untuk memicu tidur.
·         Anjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur.
·         Anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
·         Anjurkan pasien untuk membaca buku.
·         Anjurkan pasien untuk menonton televisi.
·         Anjurkan pasien untuk menggosok gigi sebelum tidur.
·         Anjurkan pasien untuk membersihkan muka sebelum tidur.
·         Anjurkan pasien untuk membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum tidur.
5.      Mengurangi potennsial cedera selama tidur.
Banyak pasien takut untuk pergi tidur karena takut jatuh dari tempat tidur, takut untuk jalan ke kamar mandi, atau tersandung furnitur:
Cara penanganan yang spesifik mengenai masalah ini adalah:
·         Gunakan cahaya lampu malam.
·         Posisikan tempat tidur yang rendah.
·         Letakan bel dekat pasien.
·         Ajarkan pasien bagaimana cara meminta bantuan.
·         Jika pasien menggunakan selang drainase, gantungkan ditempat tidur dan ajarkan bagaimana cara memindahkannya.
6.      Memberikan pendidikan kesehatan dan rujukan.
·         Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah dengan cara mengatur jadwal bekerja, istirahat, tidur, dan bangun pada waktunya.
·         Ajarkan pentingkan latihan reguular kurang lebih ½ jam tiap tiga kali seminggu untuk menurukan stres dan meningkatkan tidur.
·         Jelaskan bahwa obat hiipnotik tidak boleh digunakan untuk jangka waktu yang lama karena berisiko terhadap terjadiinya toleransi obat.
·         Untuk wanita hamil, ajarkan untuk tidak berdiri jika mampu duduk, tinggikan kaki ketika duduk, jangan duduk jika bisa tidur, sesuikan jadwal untuk bisa tidur siang, dan lain-lain.

Ø  Tindakan Keperawatan pada Anak
1.      Masa neonatus dan bayi
·         Beri sprei yang kering dan tebal untuk menutupi perlak. Buat permukaan kasur tegang dan rata.
·         Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
·         Atur suhu ruangan menjadi sekitar 18-21°C pada malam hari dan 15,5-18°C pada siang hari. Hindarkan pasien dari angin dan pakaikan selimut.
·         Berikan cahaya lampu yang lembut.
·         Yakinkan bahwa bayi merasa nyaman dan kering.
·         Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi, misalnya membelai, meminang, bersenandung, dan berikan lingkungan yang nyaman.
2.      Masa anak
·         Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
·         Tempel jadwal tidur.
·         Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
·         Dukung aktivitas “pereda ketegangan”, seperti bercerita dan memberikan mainan.
3.      Masa sebelum sekolah
·         Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
·         Tempel jadwal tidur.
·         Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
·         Dukung aktivitas “pereda ketegangan”, seperti bercerita dan memberikan mainan.
·         Sering diperlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
·         Dorong pasien untuk mengekspresikan ketakutannya dan jelaskan bahwa perawat selalu dekat dengannya.
·         Nyalakan lampu yang agak terang.
4.      Masa sekolah
·         Perawat perlu mengingatkan bahwa waktu istirahat dan tidur karena anak pada usia ini memiliki banyak aktivitas.
5.      Masa remaja
·         Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur yang cukup lama untuk berdandan dan membersihkan diri.
6.      Masa dewasa (muda, paruh baya, dan tua)
a.       Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur
·         Berikan hiburan.
·         Kurangi rasa nyeri.
·         Bersihkan tempat tidur sehingga tempat tidur nyaman dan bebas dari bau-bauan.
b.      Sediakan lingkungan di mana pasien merasa aman dan nyaman serta dekat dengan perawat
·         Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
·         Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi.
·         Berikan makanan ringan atau susu hangat sebelum tidur.
·         Berikan obat sedatif sesuai dengan program terapi kolaboratif
·         Bantu pasien untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam memenuhi :
1.      Jumlah tidur, apakah sesuai dengan kebutuhan.
2.      Faktor-faktor yang mencegah gangguan tidur.
3.      Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.
4.      Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai dengan status kesehatan pasien.
5.      Hilangnya tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah sekitar mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah  dan mata perih, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir, bicara dan lain-lain.













BAB III
PENUTUP
3.1          Kesimpulan

3.2          Saran