BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan
tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal.
Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang
sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan
istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk
memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga
membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Selain kebutuhan istirahat dan tidur,
kita juga membutuhkan perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene), yaitu perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan
menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki
gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan
penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
1.2 Rumusan Masalah
- Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ?
- Apa
saja masalah-masalah pada personal hygiene dan bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah personal hygiene ?
- Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur ?
- Apa
saja masalah-masalah pada istirahat tidur dan bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah istirahat tidur ?
1.3 Tujuan
- Tujuan
Umum :
Memahami konsep personal hygiene dan
istirahat tidur.
-
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene.
b. Mengetahui masalah-masalah pada
personal hygiene dan asuhan keperawatannya.
c. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi istirahat tidur.
d. Mengetahui masalah-masalah pada
istirahat tidur dan asuhan keperawatannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Personal Hygiene
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi beberapa faktor, di
antaranya :
-
Budaya
-
Nilai sosial pada individu atau keluarga
-
Pengetahuan terhadap perawatan diri
-
Persepsi terhadap perawatan diri
Tujuan
perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri
maupun dengan menggunakan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan cara
memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta
menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat rasa
nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta
mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas
pada jaringan.
a.
Jenis
Perawatan Diri Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
1). Perawatan Dini
Hari.
Merupakan
perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan
seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksanaan (urine atau feses),
memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan dan menjaga
kebersihan mulut.
2). Perawatan Pagi Hari
Perawatan
yang dilakukan setelah makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti
melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan
kecil), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan
pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur
pasien.
3). Perawatan Siang Hari
Perawatan
diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau
pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang
dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut,
merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan
kesehatan pasien.
4). Perawatan Menjelang Tidur
Perawatan
diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau
beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain
pemenuhan kebutuhan eliminasi, mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan
memijat daerah punggung.
b.
Jenis
Perawatan Diri Berdasarkan Tempat
1). Perawatan Diri Pada Kulit
Kulit
merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungitubuh dari
berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup)
dalam mempertahankan fungsinya.
Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor
di antaranya umur, jaringan kulit, dan kondisi/keadaan lingkungan.
v Asuhan
Keperawatan pada Masalah Perawatan Kulit
A. Pengkajian
Keperawatan
1. Warna
Kulit
2. Kelembapan
Kulit
3. Tekstur
Kulit
B. Diagnosis
Keperawatan
Gangguan integritas
kulit berhubungan dengan :
·
Perubahan sirkulasi
·
Imobilisasi lama
·
Edema
·
Inkontinensia urine
·
Malnutrisi
C. Perencanaan
Keperawatan
Tujuan :
1. Menghilangkan
atau membersihkan bau badan, keringat, dan sel yang mati.
2. Merangsang
sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman.
Rencana
Tindakan :
1. Menghilangkan
atau membersihkan bau, mengurangi kekeringan serta sel yang mati dengan cara
perawatan kulit.
2. Merangsang
sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman dengan cara
memandikan pasien.
D. Pelaksanan
(Tindakan) Keperawatan
1. Cara
Merawat Kulit
Tujuannya adalah
mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak
hilang.
Alat dan Bahan :
-
Baskom Cuci - Balutan
-
Sabun - Pelindung Kulit
-
Air - Plester
-
Agen pembersih - Sarung tangan
Prosedur
Kerja :
1) Jelaskan
prosedur pada pasien.
2) Cuci
tangan dan gunakan sarung tangan.
3) Tutup
pintu ruangan.
4) Atur
posisi pasien.
5) Kaji
luka/kulit tertekan dengan memerhatikan warna, kelembaban, penampilan sekitar kulit,
ukur diameter kulit, ukur kedalaman.
6) Cuci
sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruhdengan air.
7) Perlahan-lahan
keringkan kulit secara menyeluruh dan disertai dengan pijatan.
8) Bersihkan
luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutas pembersih, gunakan
semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
9) Setelah
selesai berikan obat atau agen topikal.
10) Catat
hasil.
11) Cuci
tangan.
2. Cara
Memandikan Pasien di Tempat Tidur
Tujuannya adalah
menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar
sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan :
-
Baskom mandi dua buah, masing-masing
berisi air dingin dan air hangat.
-
Pakaian pengganti.
-
Kain penutup.
-
Handuk, sarung tangan pengusap badan.
-
Tempat untuk pakaian kotor.
-
Sampiran.
-
Sabun.
Prosedur
kerja :
1) Jelaskan
prosedur pada pasien.
2) Cuci
tangan.
3) Atur
posisi pasien.
4) Lakukan
tindakan memandikan pasien yang diawali dengan membentangkan handuk di bawah
kepala, kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan sarung tangan
pengusap. Keringkan dengan handuk.
5) Kain
penutup diturunkan, kedua tangan pasien diangkat dan pindahkan handuk di
atas dada pasien, lalu bentangkan.
Kemudian kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu basahi
kedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk.
6) Kedua
tangan diangkat, handuk dipindahkan di sisi pasien, bersihkan daerah dada dan
perut, lalu keringkan dengan handuk.
7) Miringkan
pasien ke kiri, handuk dibentangkan dibawah punggung sampai glutea dan basahi
punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan
pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama,. Kemudian kembalikan pasien pada
posisi telentang dan pasangkan pakaian dengan rapi.
8) Letakkan
handuk dibawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh didahulukan dan
dikeringkan dengan handuk.
9) Ambil
handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu bersihkan
daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian
dengan rapi.
10) Cuci
tangan.
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi secara umum
menilai kemampuan dalam :
1. Mempertahankan
kebersihan perawatan kulit secara selektif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kemampuan untuk menjaga kebersihan kulit seperti adanya warna, kelembapan,
turgor, tekstur, hilangnya lesi,dll.
2. Mempertahankan
sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat tubuh terasa nyaman. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan
terlihat segar.
2). Perawatan Diri pada Kuku dan
Kaki
Masalah/gangguan pada kuku :
-
Ingrown nail, kuku tangan yang tidak
tumbuh-tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut.
-
Paronychia, radang di sekitar jaringan
kuku.
-
Ram’s horn nail, gangguan kuku yang
ditandai pertumbuhan yang lambat disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
-
Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme
yang menyebabkan bau tidak sedap.
v Asuhan
Keperawatan pada Masalah Perawatan Kuku
A. Pengkajian
Keperawatan
Pengkajian yang perlu
dilakukan adalah penilaian tentang keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku.
B. Diagnosis
Keperawatan
Risiko terjadi luka
(infeksi) berhubungan dengan proses masuknya kuman akibat garukan dari kuku.
C. Perencanaan
Keperawatan
Tujuan :
1. Memelihara
kebersihan kuku dan rasa nyaman pasien.
2. Mempertahankan
integritas kuku dan mencegah infeksi.
Rencana
Tindakan :
Lakukan
pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
D. Pelaksanaan
(Tindakan) Keperawatan
·
Cara merawat kuku
Tujuannya adalah
menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan
dari kuku.
Alat dan Bahan :
-
Alat pemotong kuku - Sabun
-
Handuk - Kapas
-
Baskom berisi air hangat - Sikat kuku
-
Bengkok/nierbekken
Prosedur
Kerja :
1) Jelaskan
prosedur pada pasien.
2) Cuci
tangan.
3) Atur
posisi pasien dengan duduk atau tidur.
4) Tentukan
kuku yang akan dipotong.
5) Rendamkan
kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan beri sabun
bila kotor.
6) Keringkan
dengan handuk.
7) Letakkan
tangan di atas bengkok/nierbekken dan lakukan pemotongan kuku.
8) Cuci
tangan.
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi secara umum
adalah meniulai adanya kemampuan untuk mempertahankan klebersihan kuku,
ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang di sekitar
kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.’
3). Perawatan Diri pada Rambut
Masalah/gangguan pada rambut :
-
Kutu
-
Ketombe
-
Botak (alopecia)
-
Radang pada kulit di rambut (seborrheic dermatitis)
v Asuhan
Keperawatan pada Masalah Perawatan Rambut
A. Pengkajian
Perawatan
Pengkajian
dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut. Selain itu, kaji jenis
rambut apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola pertumbuhan rambut,
apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga aspek
perkembangan dan faktor yang memengaruhi perawatan rambut, seperti pemakaian
minyak rambut, kemampuan menyisir, frekuensi cuci rambut, serta pemakaian
sampo.
B. Diagnosis
Keperawatan
1. Risiko
terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah kulit kepala.
2. Risiko
gangguan konsep diri (body image) berhubungan
dengan kehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi).
C. Perencanaan
Keperawatan
Tujuan
:
1. Mencegah
infeksi daerah kepala.
2. Meningkatkan
konsep diri.
Rencana Tindakan :
1. Mencegah
infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti mencuci, menyisir
atau mencukur rambut.
2. Meningkatkan
konsep diri (body image) dengan cara
memberikan motivasi terhadap kemampuan pertumbuhan rambut.
D. Pelaksanaan
(Tindakan) Keperawatan
· Cara Merawat Rambut
Tujuannya
adalah membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman,
membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar sistem
peredaran darah di bawah kulit.
Alat
dan Bahan :
-
Handuk secukupnya - Sisir – Ember kosong
-
Perlak atau pengalas – Kasa dan kapas
-
Baskom berisi air hangat - Bengkok/nierbekken
-
Sampo atau sabun dalam tempatnya - Gayung
Prosedur
Kerja :
1) Jelaskan
prosedur pada pasien.
2) Cuci
tangan.
3) Tutup
jendela atau pasang sampiran.
4) Kondisikan
pasien dalam posisi tidur.
5) Letakkan
baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
6) Pasang
perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian baskom
dengan pinggir di gulung.
7) Tutup
telinga dengan kapas.
8) Tutup
dada dengan handuk sampai ke leher.
9) Kemudian,
sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat, selanjutnya gunakan sampo
dan bilas dengan air hangat sambil dipijat.
10) Setelah
selesai keringkan.
11) Cuci
tangan.
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi
secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan rambut
yang ditandai dengan keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak ada tanda
radang pada kulit kepala, dan pertumbuhannya baik.
4).
Perawatan Diri pada Mulut dan Gigi
· Masalah/gangguan
pada mulut dan gigi
-
Halitolisis, bau napas tidak sedap yang
dapat disebabkan oleh kuman atau lainnya.
-
Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
-
Karies, radang pada gigi.
-
Stomatitis, radang pada daerah mukosa
atau rongga mulut.
-
Peridontal
desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak).
-
Glostitis, radang pada lidah.
-
Chilosis, bibir yang pecah-pecah.
v Asuhan
Keperawatan pada Masalah Perawatan Mulut dan Gigi
A. Pengkajian
Keperawatan
Pengkajian
gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain warna, keadaan permukaan,
serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adanya warna mukosa serta
keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, dan posisi lidah.
B. Diagnosis
Keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan radang pada daerah gusi/gigi.
2. Perubahan
nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake (asupan) yang tidak
adekuat (cukup) akibat radang gigi/gusi.
C. Perencanaan
Keperawatan
Tujuan
:
1. Mengurangi
nyeri.
2. Mempertahankan
nutrisi yang adekuat.
3. Mempertahankan
kebersihan gigi dan mulut.
Rencana Tindakan :
1. Mengurangi
nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut secara teratur.
2. Mempertahankan
nutrisi akibat radang gigi/gusi dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan
mulut secara benar.
D. Pelaksanaan
(Tindakan) Keperawatan
·
Cara merawat mulut dan gigi
Tujuan
perawatan ini adalah mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah
gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, serta menjaga kebersihan gigi
dan mulut.
Alat
dan Bahan :
- Handuk
dan kain pengalas.
- Gelas
kumur berisi : Air masak/NaCl, obat kumur, dan boraks gliserin.
- Spatel
lidah telah dibungkus dengan kain kasa.
- Kapas
lidi.
- Bengkok/nierbekken.
- Kain
kasa
- Pinset
atau arteri klem.
- Sikat
gigi dan pasta gigi.
Prosedur
Kerja :
1. Jelaskan
prosedur pada pasien.
2. Cuci
tangan.
3. Atur
posisi pasien.
4. Pasang
handuk dibawah dagu dan pipi pasien.
5. Ambil
pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl.
6. Anjurkan
pasien untuk membuka mulut dengan sudip lidah bila pasien tidak sadar.
7. Pembersihan
di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi lidah, bibir dan bila sudah
kotor letakkan di bengkok.
8. Lakukan
hingga bersih, setelah itu oleskan boraks gliserin.
9. Untuk
perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun dan bilas lalu
keringkan.
10.
Cuci tangan.
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi
secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan
mulut sertakemampuan untuk mempertahankan status nutrisi. Hal ini ditandai
dengan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda radang, dan intake yang
adekuat.
5).
Perawatan Diri pada Alat Kelamin
Perawatan diri pada
alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat kelamin perempuan, yaitu perawatan
diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak di depan
simpisis pubis; labia mayora, yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk
vulva; labia minora, yang merupakan dua lipatan kecil di antara atas labia
mayora; klitoris (sebuah jaringan erektil yang serupa dengan penis laki-laki);
kemudian bagian yang terkait di sekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum,
dan anus.
v Asuhan
Keperawatan pada Masalah Perawatan Alat Kelamin
A. Pengkajian
Keperawatan
Yang
perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva higiene), antara lain
adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mukus,
lokhea, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta
kebersihannya.
B. Diagnosis
Keperawatan
Risiko
terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan atau kebersihan pada
daerah vulva.
C. Perencanaan
Keperawatan
Tujuan
:
1. Mencegah
terjadi infeksi.
2. Mempertahankan
kebersihan daerah vulva.
Rencana
Tindakan :
Mencegah
terjadi infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah vulva dengan cara
melakukan perawatan vulva.
D. Pelaksanaan
(Tindakan) Keperawatan
·
Cara Vulva Higiene
Tujuannya
adalah mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
Alat
dan Bahan :
-
Kapas sublimat atau disinfektan – Pinset
-
Tempat membersihkan (cebok) yang berisi
larutan – Pispot
-
Disinfektan sesuai dengan kebutuhan – Bengkok
-
Pengalas
– Sarung tangan
Prosedur Kerja :
1) Jelaskan
prosedur pada pasien.
2) Cuci
tangan.;
3) Atur
posisi pasien dengan posisi dorsal
recumbert.
4) Pasang
pengalas dan pispot diletakkan di bawah glutea pasien.
5) Gunakan
sarung tangan.
6) Lakukan
tindakan perawatan kebersihan vulva dengan meletakkan tangan kiri untuk membuka
vulva dengan memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan
larutan disinfektan.
7) Kemudian,
ambil kapas sublimat dengan pinset, bersihkan vulva dari atas ke bawah dan
kapas kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih.
8) Setelah
selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
9) Cuci
tangan..
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi
secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan daerah
vulva. Hal ini ditandai dengan kebersihan pada daerah vulva, tidak tampak
iritasi, dan tidak ada tanda-tanda radang.
6).
Kebutuhan Kebersihan Lingkungan Pasien
Pemenuhan kebutuhan kebersihan
lingkungan pasien yang dimaksud di sini adalah kebersihan pada tempat tidur.
·
Cara
menyiapkan tempat tidur
Alat dan Bahan :
-
Tempat tidur, kasur, bantal – Perlak
-
Sprei besar
– Selimut
-
Sprei kecil
-
Sarung bantal
Prosedur Kerja :
1. Cuci
tangan.
2. Atur
tempat tidur, kasur, dan bantal.
3. Pasang
sprei besar dengan garis tengah lipatan tepat di tengah kasur/tempat tidur.
4. Atur
sisi kedua samping sprei atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu
masukkan kebawah kasur.
5. Pasang
perlak di tengah tempat tidur.
6. Pasang
sprei kecil di atas perlak.
7. Lipat
selimut menjadi 4 secara terbalik dan pasang bagian bawah. Masukkan ujung
selimut ke bawah kasur.’
8. Pasang
sarung bantal.
9. Cuci
tangan.
2.2 Istirahat dan Tidur
Istirahat
merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Sedangkan tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan
oleh stimulus atau sensori yang sesuai.
a. Faktor-faktor yang Memengaruhi
Kebutuhan Tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan
individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.
Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :
·
Penyakit
Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur,
misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan memerlukan
lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
·
Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktifitas yang tinggi dapat
memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan
aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk
dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
·
Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang
akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki
masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
·
Obat
Beberapa jenis obat yang dapat memengaruhi proses
tidur adalah jenis golongan obat diuretik menyebabkan seseorang insomnia. Anti
depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang
menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada
timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk.
·
Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat
mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya
proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein
yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
·
Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
sesorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur.
·
Motivasi
Motivasi
merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat
memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
b.
Masalah Kebutuhan Tidur
·
Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan
mendapatkan tidur yang tidak adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan
keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur.
Insomnia
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Initial
insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur.
2) Intermiten
insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada
malam hari.
3) Terminal
insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur
pada malam hari.
Proses
gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir,
tekanan jiwa ataupun stres.
·
Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria
tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari,
disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan,
gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.
·
Parasomnia
Parasomnia merupakan
kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur, seperti
somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak,
yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat
menyebabkan cedera.
·
Enuresa
Enuresa merupakan buang
air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau biasa juga disebut dengan
istilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: enuresa nokturnal, merupakan
mengompol di waktu tidur, dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun
tidur. Enuresa nokturnal umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.
·
Apnea tidur dan Mendengkur
Mendengkur pada umumnya
tidak termasuk dalam gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan
keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya
rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya
disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot di belakang
mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat
mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat
menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak
teratur.
·
Narcolepsi
Narcolepsi merupakan
keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam
keadaan berdiri, mengemudi kendaraan, atau di saat sedang membicarakan sesuatu.
Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
·
Mengigau
Mengigau dikategorikan
dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan di luar kebiasaan. Dari hasil
pengamatan, ditemukan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi
sebelum tidur REM.
·
Gangguan Pola Tidur secara Umum
Gangguan pola tidur
secara umum merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami atau mempunyai
resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan
ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, LJ,
1995). Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperlihatkan
perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di
daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih,
perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk.
Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transpor oksigen,
gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri
pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dan lain-lain.
c.
Asuhan Keperawatan pada Masalah Istirahat dan Tidur
A. Pengkajian
keperawatan
1. Riwayat
tidur
Pengkajian riwayat
tidur antara lain : kuantitas ( lama tidur ) dan kualitas tidur di siang maupun
malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum
ataupun pada saat tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulan, perasaan pasien mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan
apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
2. Gejala
klinis
Gejala klinis ditandai
dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya kehitaman di daerah
sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata merah, perhatian
tidak fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan
tidur
Penyimpangan tidur
meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya kegelisahan,
gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik, bingung dan disorientasi
tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan
intonasinya tidak teratur.
B.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis
keperawatan pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
1. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan:
·
Kerusakan transpor oksigen.
·
Gangguan metabolisme.
·
Kerusakan eliminasi.
·
Pengaruh obat.
·
Immobilitas.
·
Nyeri pada kaki.
·
Takut operasi.
·
Lingkungan yang menggangu.
2. Cemas
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas saat tidur (sleep apnea), dan ketidakmampuan
mengawasi perilaku.
3. Koping
individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan insomnia.
5. Potensial
cedera berhubungan dengan somnambolisme.
6. Gangguan
konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.
C.
Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
Perencanaan
keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahankan kebutuhan istirahat
dan tidur dalam batas normal.
Rencana
Tindakan:
·
Lakukan identifikasi faktor yang
memengaruhi masalah tidur.
·
Lakukan pengurangan distraksi lingkungan
dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur.
·
Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
·
Coba untuk memicu tidur (induce sleep).
·
Kurangi potensial cedera selama tidur.
·
Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan
rujukan jika diperlukan.
D.
Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
Ø Tindakan
Keperawatan Pada Orang Dewasa
1. Mengidentifikasi
faktor yang memengaruhi masalah tidur.
Faktor yang menyebakan
gangguan tidur bermacam-macam. Biasanya, pasien dapat mengiddentifikasi
penyebab masalah-masalah gangguan tidur, seperti nyeri, takut, kecemasan, dan
lain-lain. Perawat dan pasien dapat mengidentifikasikan penyebab atau mengkaji
riwayat tidur pasien.
a. Apabila
terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur dihubungkan dengan lingkungan
rumah sakit dan penyakitnya, maka tindakan yang dapat diberikan adalah:
·
Libatkan pasien dalam membuat jadwal
aktivitas.
·
Berikan obat analgesik sesuai dengan
program terapi.
·
Berikan lingkungan yang suportif.
·
Jelaskan dan berikan dukungan kepada
pasien agar tidak takut dan cemas.
b. Apabila
faktor insomnia, maka hal yang dapat dilakukan untuk mangatasinya adalah:
·
Anjurkan pasien untuk makan makanan
berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju dan susu.
·
Anjurkan pasien untuk tidur pada waktu
yang sama dan hindari tidur di siang atau sore hari.
·
Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat
mengantuk dan tidak pada waktu kesadaran masih penuh.
·
Anjurkan pasien untuk menghindari
kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik
pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c. Apabila
terjadi somnambulisme, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah:
·
Berikan keamanan pada diri pasien dengan
melindunginya dari lingkungan yang tidak aman, misalnya memasang kunci pintu
yang baik.
·
Lakukan kolaborasi dalam tindakan
pengobatan dengan diazepam.
·
Cegah timbulnya cedera.
d. Apabila
terjadi enuresa, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi addalah:
·
Anjurkan pasien untuk mengurangi minum
beberapa jam sebelum tidur.
·
Anjukan pasien untuk melakukan
pengosongan kandung kencing sebelum tidur.
·
Bangunkan pasien pada malam hari untuk
buang air kecil.
e. Apabila
terjadi narkolepsi, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah:
·
Berikan obat seperti kelompok amfetamin
atau kelompok metilfenidat hidroklorida (ritalin) yang digunakan untuk
mengendalikan narkolepsi sebagai tindakan kolaboratif.
2. Mengurangi
distraksi lingkungan dan hal-hal yang mengganggu tidur.
Distraksi lingkungan
adalah masalah utama untuk pasien rawat inap. Cara mengurangi distraksi
lingkungan antara lain:
·
Tutup pintu kamar pasien.
·
Pasang kelambu/gorden tempat tidur.
·
Matikan pesawat telpon.
·
Bunyikan musik yang lembut.
·
Redupkan atau matikan lampu .
·
Berikan lampu tidur (malam).
·
Kurangi jumlah stimulus.
·
Tempatkan pasien dengan kawan sekamar
yang cocok.
3. Meningkatkan
aktivitas pada siang hari.
·
Buat jadwal aktivitas yang dapat
menolong pasien. Jadwal harus disesuaikan dengan status kesehatan pasien atau
sesuai dengan kebutuhan istirahat dan tidur.
·
Usahakan pasien tidak banyak tidur pada
siang hari karena jika banyak tidur pada siang hari, malamnya tidak bisa tidur.
4. Membuat
pasien untuk memicu tidur.
·
Anjurkan pasien untuk mandi sebelum
tidur.
·
Anjurkan pasien untuk minum susu hangat.
·
Anjurkan pasien untuk membaca buku.
·
Anjurkan pasien untuk menonton televisi.
·
Anjurkan pasien untuk menggosok gigi
sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien untuk membersihkan muka
sebelum tidur.
·
Anjurkan pasien untuk membersihkan
tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum tidur.
5. Mengurangi
potennsial cedera selama tidur.
Banyak pasien takut
untuk pergi tidur karena takut jatuh dari tempat tidur, takut untuk jalan ke
kamar mandi, atau tersandung furnitur:
Cara penanganan yang
spesifik mengenai masalah ini adalah:
·
Gunakan cahaya lampu malam.
·
Posisikan tempat tidur yang rendah.
·
Letakan bel dekat pasien.
·
Ajarkan pasien bagaimana cara meminta
bantuan.
·
Jika pasien menggunakan selang drainase,
gantungkan ditempat tidur dan ajarkan bagaimana cara memindahkannya.
6. Memberikan
pendidikan kesehatan dan rujukan.
·
Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah
dengan cara mengatur jadwal bekerja, istirahat, tidur, dan bangun pada
waktunya.
·
Ajarkan pentingkan latihan reguular
kurang lebih ½ jam tiap tiga kali seminggu untuk menurukan stres dan
meningkatkan tidur.
·
Jelaskan bahwa obat hiipnotik tidak
boleh digunakan untuk jangka waktu yang lama karena berisiko terhadap
terjadiinya toleransi obat.
·
Untuk wanita hamil, ajarkan untuk tidak
berdiri jika mampu duduk, tinggikan kaki ketika duduk, jangan duduk jika bisa
tidur, sesuikan jadwal untuk bisa tidur siang, dan lain-lain.
Ø Tindakan
Keperawatan pada Anak
1. Masa
neonatus dan bayi
·
Beri sprei yang kering dan tebal untuk
menutupi perlak. Buat permukaan kasur tegang dan rata.
·
Hindarkan pemberian bantal yang terlalu
banyak.
·
Atur suhu ruangan menjadi sekitar
18-21°C pada malam hari dan 15,5-18°C pada siang hari. Hindarkan pasien dari
angin dan pakaikan selimut.
·
Berikan cahaya lampu yang lembut.
·
Yakinkan bahwa bayi merasa nyaman dan
kering.
·
Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan
bayi, misalnya membelai, meminang, bersenandung, dan berikan lingkungan yang
nyaman.
2. Masa
anak
·
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan
siang secara konsisten.
·
Tempel jadwal tidur.
·
Berikan aktivitas yang tenang sebelum
tidur.
·
Dukung aktivitas “pereda ketegangan”,
seperti bercerita dan memberikan mainan.
3. Masa
sebelum sekolah
·
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan
siang secara konsisten.
·
Tempel jadwal tidur.
·
Berikan aktivitas yang tenang sebelum
tidur.
·
Dukung aktivitas “pereda ketegangan”,
seperti bercerita dan memberikan mainan.
·
Sering diperlihatkan ketergantungan
selama menjelang tidur.
·
Dorong pasien untuk mengekspresikan
ketakutannya dan jelaskan bahwa perawat selalu dekat dengannya.
·
Nyalakan lampu yang agak terang.
4. Masa
sekolah
·
Perawat perlu mengingatkan bahwa waktu
istirahat dan tidur karena anak pada usia ini memiliki banyak aktivitas.
5. Masa
remaja
·
Usia ini sering memerlukan waktu sebelum
tidur yang cukup lama untuk berdandan dan membersihkan diri.
6. Masa
dewasa (muda, paruh baya, dan tua)
a. Bantu
pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur
·
Berikan hiburan.
·
Kurangi rasa nyeri.
·
Bersihkan tempat tidur sehingga tempat
tidur nyaman dan bebas dari bau-bauan.
b. Sediakan
lingkungan di mana pasien merasa aman dan nyaman serta dekat dengan perawat
·
Berikan selimut sehingga tidak
kedinginan.
·
Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi.
·
Berikan makanan ringan atau susu hangat
sebelum tidur.
·
Berikan obat sedatif sesuai dengan
program terapi kolaboratif
·
Bantu pasien untuk mendapatkan posisi
tidur yang nyaman.
E. Evaluasi
Keperawatan
Evaluasi
terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam memenuhi :
1. Jumlah
tidur, apakah sesuai dengan kebutuhan.
2. Faktor-faktor
yang mencegah gangguan tidur.
3. Teknik-teknik
yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur.
4. Mendemonstrasikan
adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai dengan status kesehatan pasien.
5. Hilangnya
tanda klinis gangguan tidur dan penyimpangan pada pasien, seperti timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnya kehitaman di daerah
sekitar mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya
konjungtiva merah dan mata perih, pasien
sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan gangguan proses berpikir,
bicara dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar